Profil Desa Gunung
Ketahui informasi secara rinci Desa Gunung mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Gunung, Kecamatan Simo, Boyolali. Menelisik potensi desa yang menjadi rumah bagi situs purbakala Candi Sari, sebuah warisan peradaban kuno yang berpadu dengan lanskap perbukitan dan kehidupan masyarakat agraris yang tenang.
- 
                
                
Rumah Bagi Situs Purbakala Candi Sari
Menjadi lokasi penemuan dan pelestarian Candi Sari, sebuah peninggalan bersejarah dari era Mataram Kuno.
 - 
                
                
Karakteristik Lanskap Perbukitan
Sesuai dengan namanya, wilayah desa ini didominasi oleh topografi berbukit yang memengaruhi corak pertanian dan pemukiman.
 - 
                
                
Potensi Wisata Sejarah dan Edukasi
Keberadaan candi memberikan potensi unik untuk pengembangan pariwisata berbasis sejarah, budaya, dan pendidikan.
 
Jauh dari hiruk pikuk jalan utama, Desa Gunung di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, menyimpan sebuah rahasia peradaban masa lampau. Sesuai namanya yang mengisyaratkan lokasi di ketinggian, desa dengan lanskap perbukitan ini tidak hanya menawarkan ketenangan khas pedesaan, tetapi juga menjadi penjaga senyap dari Situs Candi Sari, sebuah jejak peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. Kehidupan masyarakatnya yang bertumpu pada sektor agraris berjalan beriringan dengan tugas mulia sebagai pelestari warisan sejarah yang tak ternilai harganya.
Geografi dan Topografi: Pesona Desa di Ketinggian
Desa Gunung memiliki karakteristik geografis yang cukup berbeda dibandingkan desa-desa lain di Kecamatan Simo. Wilayahnya didominasi oleh kontur perbukitan dengan lembah-lembah subur di antaranya. Kondisi ini membuat pemandangan alam di Desa Gunung terlihat asri dan hijau, dengan lahan pertanian yang ditata secara terasering di beberapa lereng. Topografi ini juga memengaruhi pola pemukiman penduduk yang cenderung mengelompok di area yang lebih landai.Berdasarkan data BPS Kabupaten Boyolali, luas wilayah Desa Gunung yaitu 4,68 kilometer persegi. Lahan di desa ini mayoritas merupakan lahan kering atau tegalan, serta sebagian kecil sawah tadah hujan yang bergantung pada curah hujan untuk pengairannya. Batas-batas wilayah Desa Gunung ialah sebagai berikut:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Kedunglengkong dan Desa Pelem
Sebelah Timur: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nogosari
Sebelah Selatan: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Nogosari
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Simo dan Desa Walen
Akses menuju Desa Gunung dilayani oleh jalan-jalan pedesaan yang menanjak dan berkelok, memberikan pengalaman perjalanan yang khas saat memasuki kawasan perbukitan Simo.
Demografi dan Struktur Sosial
Jumlah penduduk Desa Gunung tercatat sebanyak 4.296 jiwa. Dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk desa ini sekitar 918 jiwa per kilometer persegi. Angka ini tergolong rendah, mencerminkan karakteristik wilayah perbukitan dengan pemukiman yang tidak sepadat di area dataran rendah.Sebagian besar penduduk Desa Gunung menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Mereka merupakan para petani tegalan yang ulet, menanam komoditas yang tahan terhadap kondisi lahan kering seperti singkong, jagung, kacang tanah dan berbagai jenis umbi-umbian. Selain bertani, banyak warga yang juga beternak, terutama kambing dan sapi, sebagai sumber pendapatan tambahan. Masyarakat Desa Gunung dikenal memiliki semangat kebersamaan yang tinggi. Tata kehidupan sosialnya yang komunal menjadi modal penting, tidak hanya dalam aktivitas sehari-hari tetapi juga dalam upaya menjaga dan merawat situs bersejarah yang ada di wilayah mereka.
Candi Sari: Jejak Peradaban Kuno yang Tersimpan
Daya tarik utama dan keistimewaan Desa Gunung yang membedakannya dari desa lain yaitu keberadaan Situs Purbakala Candi Sari. Situs ini merupakan peninggalan bersejarah yang diperkirakan berasal dari periode Kerajaan Mataram Kuno sekitar abad ke-9 Masehi, dengan corak arsitektur Hindu. Keberadaannya menjadi bukti bahwa wilayah Simo dan sekitarnya pernah menjadi bagian dari pusat peradaban penting di masa lalu.Saat ini, kondisi Candi Sari berupa reruntuhan atau fondasi bangunan yang belum utuh. Di lokasi situs, dapat ditemukan sebaran batu-batu candi, yoni, dan beberapa fragmen arca yang menjadi saksi bisu kemegahan candi ini pada masanya. Situs Candi Sari telah terdaftar secara resmi sebagai cagar budaya dan berada di bawah pengawasan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah. Pihak BPCB bersama pemerintah daerah dan masyarakat setempat terus berupaya melakukan pelestarian, penelitian, dan pengamanan terhadap artefak-artefak yang ada. Bagi para sejarawan dan arkeolog, Situs Candi Sari merupakan kepingan puzzle penting untuk merekonstruksi sejarah penyebaran pengaruh Hindu-Buddha di pedalaman Jawa.
Perekonomian: Bertani di Tanah Bersejarah
Perekonomian Desa Gunung berpusat pada pemanfaatan lahan pertanian. Sistem pertanian tegalan menjadi andalan utama, di mana warga menanam tanaman pangan yang tidak terlalu membutuhkan banyak air. Hasil panen seperti singkong sering kali diolah lebih lanjut menjadi produk seperti gaplek atau keripik untuk meningkatkan nilai jualnya.Di luar pertanian, potensi ekonomi dari sektor pariwisata sejarah mulai dilirik, meskipun belum tergarap secara maksimal. Keberadaan Candi Sari sesungguhnya merupakan magnet yang potensial untuk menarik wisatawan, peneliti, dan pelajar. Pengembangan wisata ini memerlukan pendekatan yang hati-hati agar tidak merusak kelestarian situs. Jika dikelola dengan baik, desa dapat mengembangkan paket wisata edukasi yang memadukan kunjungan ke candi dengan pengalaman merasakan kehidupan agraris di perbukitan. Hal ini dapat membuka peluang usaha baru bagi warga, seperti menjadi pemandu lokal, membuka warung, atau menjual cinderamata khas.
Potensi dan Tantangan Pelestarian
Potensi terbesar Desa Gunung terletak pada perpaduan unik antara aset sejarah dan keindahan alamnya. Pengembangan desa wisata berbasis cagar budaya menjadi arah yang sangat prospektif. Program ini dapat mengangkat citra desa, meningkatkan perekonomian, sekaligus menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pelestarian sejarah. Kolaborasi antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten, BPCB, dan komunitas akademis sangat diperlukan untuk merumuskan rencana induk pengembangan yang berkelanjutan.Namun tantangan yang dihadapi juga tidak sedikit. Tantangan utama ialah pelestarian fisik situs dari ancaman kerusakan, baik oleh faktor alam maupun manusia seperti vandalisme atau pencurian artefak. Diperlukan upaya ekskavasi dan penelitian lebih lanjut untuk mengungkap lebih banyak bagian candi yang mungkin masih terpendam. Selain itu, pembangunan infrastruktur pendukung, terutama akses jalan yang memadai menuju lokasi situs, menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan untuk memudahkan jangkauan wisatawan.
Penutup
Desa Gunung lebih dari sekadar sebuah entitas administrasi. Ia merupakan sebuah kanvas hidup yang melukiskan keuletan masyarakat agraris di perbukitan sekaligus penjaga setia memori peradaban masa lalu. Masa depan Desa Gunung akan sangat ditentukan oleh kemampuannya dalam menyeimbangkan antara kebutuhan pembangunan ekonomi dan tanggung jawab besar untuk melestarikan Candi Sari sebagai warisan tak ternilai bagi generasi mendatang. Dengan pengelolaan yang tepat, desa ini berpotensi besar menjadi destinasi wisata sejarah yang signifikan di Boyolali.
            